Ketika berbicara investasi
condotel Bali, sebagian besar pasti
akan membandingkan dengan investasi dalam bentuk deposito – yang pada saat saya
menulis artikel ini memang sedang dalam tingkat yang cukup tinggi. Namun yang
harus menjadi catatan paling utama adalah mengapa investor property yang sudah
lama lebih kaya dibandingkan dengan para investor dalam bentuk deposito?
Tentunya untuk orang-orang tertentu juga, no body perfect – terkadang sebagian
besar investor baik deposito ataupun property tidak cerdas dalam mengelola asset
serta bermain dengan waktunya.
Pertanyaan
selanjutnya, lalu apa yang menjadi poin kelebihan masing-masing? Saya akan
bahas satu persatu dilihat dari berbagai aspek.
1.
Nilai Keuntungan Jangka Panjang & Jangka
Pendek
Pada dasarnya investasi deposito dan property sangat
berbeda dari sisi satu ini, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk keuntungan yang
di dapatkan. Apabila kita berbicara deposito, maka keuntungan yang akan sangat
maksimal adalah jangka pendek saja, antara 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun.
Sedangkan, investasi property baru akan sangat terlihat minimalnya 2 atau 3
tahun setelah masa pembelian. Pada saat saya menulis artikel ini, deposito
dapat ditawarkan dengan nilai bunga antara 5,5% - 12% (hal ini pun harus mengacu
pada banyak persyaratan yang harus dipenuhi sang investor) dengan catatan
paling penting adalah LPS & BI hanya menjamin pada angka 7,5% saja. Hal ini
dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia yang memang sedang tidak menentu,
nilai rupiah terhadap dollar AS ($) anjlok tembus Rp 12 ribu, inflasi
meningkat, dll. Moment seperti ini bagi sebagian besar investor tentu
menggiurkan dan memang harus kita manfaatkan, belum tentu akan terjadi lagi.
Lain cerita dengan property, nilai asset di banyak lokasi juga menguntungkan
bagi yang sudah beli sebelum masa ini, karena nilai jual property kini melesat
tinggi. Wajar saja, dollar naik kebutuhan bahan bangunan dan berbagai sarana
pendukung juga naik, tentunya akan berpengaruh besar pada kebutuhan pembuatan
nilai property tersebut. Sedangkan property yang sudah selesai pembangunan
walaupun dengan budjet lama, tentu akan menyesuaikan harga pasar yang berlaku,
setidaknya sedikit dibawah itu. Namun, apabila kita kalkulasikan tetap saja
nilainya meningkat mungkin bisa dua atau tiga kali lipat dari harga sebelumnya.
Apabila unit tersebut disewakan, maka nilai sewa pun akan meningkat sebagai
bentuk efek domino dari laju ekonomi ini.
2.
Waktu Tepat Menciptakan Keuntungan
Untuk itu saya melihat dari kacamata awam, keuntungan
deposito sangat bergantung pada momen-momen jangka pendek, kapan kita masuk
terutama. Begitu pun property, kepintaran dalam memperhitungkan potensi
perkembangan nilai property menjadi poin paling penting yang harus dimiliki
para investor property. Sebagai contoh: pada tahun 1998, seluruh harga property
sangat anjlok bahkan kawasan yang saat ini menjadi kawasan sangat elit seperti
BSD, Puri Indah, Pluit, dll dijual dengan harga mencapai titik rendah Rp 2
juta/ meter pun orang sangat ragu untuk beli. Lain cerita dengan deposito, pada
saat itu justru sedang naik karena Bank dan pemerintah sedang berusaha
mengamankan perekonomian Negara dengan meningkatkan suku bunga deposito yang
dapat tembus lebih dari 20% apabila dibandingkan nilai saat ini yang hanya
seperempatnya saja. Namun, apakah ada yang membeli property? Yes, ada. Bahkan,
dia dengan cerdik memadukan antara investasi deposito dan property. Uang yang
ada untuk beli property dia simpan dalam bentuk deposito selama 3 bulan,
sebagian lagi bayar DP atas property yang diinginkan – sebut saja kawasan BSD,
sebagai bentuk pengikat kesepakatan harga beli. Selama 3 bulan selesai deposito,
bunga yang dia dapatkan dia bayarkan untuk unit property yang senilai dengan
bunga deposito tersebut. Uang dia utuh, dapat property pula. Apabila anda tanya
berapa keuntungan dia sekarang, maka cukup anda bayangkan saja tahun 2005 dia baru
menjual property tersebut dengan nilai yang sudah 10 kali lipat. Cerdas bukan?
3.
Perkembangan Nilai Aset Deposito & Properti
Satu hal yang paling krusial selain waktu yang dibutuhkan
untuk menciptakan keuntungan antara investasi property dan deposito adalah
perkembangan nilai asset. Untuk deposito, apabila kita ingin menikmati bunga
deposito tentu nilai deposito tersebut sampai kapanpun akan tetap sama. Sangat
berbeda dengan property, disaat kita mendapatkan return dari property tersebut –
sebut saja sewa – (terkecuali unit tanah) disaat yang sama juga nilai asset kita
akan berkembang bahkan sangat tidak menutup kemungkinan dapat menjadi 2 s/d
kelipatan tertentu dari nilai semula. Poin ini merupakan poin yang sangat sulit
terbantahkan.
Jadi
lebih menguntungkan manakah antara investasi dalam bentuk deposito atau property?
Saya sebagai orang awam melihat bahwa kita tidak bisa terlalu egois hanya
menggunakan salah satu jenis saja, karena kalau kita bijak dan cerdas,
kombinasi keduanya sangatlah jauh lebih menguntungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.